Under The Sky, All Blending for One

WEB 3.0

| Kamis, 19 November 2009
Ternyata proses penuaan tidak hanya dialami oleh manusia,
dunia Internet juga mengalaminya. Terbukti saat ini mulai
hangat pembahasan Web 3.0, web bertambah uzur?
SEMAKIN TUA SEMAKIN BIJAKSANA, demikian seharusnya
yang dialami manusia. Untuk teknologi, mungkin lebih tepat
dikatakan semakin tua semakin canggih. Bukan teknologi namanya
jika tidak menawarkan kecanggihan!
Belum usai pembahasan pro dan kontra mengenai eksistensi
Web 2.0 yang mulai dikenal sejak tahun 2004, dengan cepat
mulai terdengar istilah Web 3.0 yang telah memikirkan wajah
berikutnya yang akan ditampilkan bagi pengguna web.
Istilah Web 3.0 mulai sering dibicarakan, walaupun terkadang
masing-masing memiliki defi nisi sendiri mengenai pengertian
Web 3.0. Tetapi satu hal yang jelas, Web 3.0 tentunya ingin
mendeklarasikan diri sebagai generasi selanjutnya dari dunia
world wide web.
Sebagai sebuah tunas baru dunia web, Web 3.0 memaparkan
berbagai pembaruan menyangkut penggunaan dan interaksi
web.
Semantic Web
Sebelum memasuki pembahasan mengenai Web 3.0, kita akan
mengenal terlebih dahulu apa yang disebut dengan semantic
web, karena sering disebut bahwa Web 3.0 akan mengarah
pada konsep semantic web ini.
Istilah semantic web sendiri telah lebih dulu dikenal dibandingkan
istilah Web 3.0. Semantic web merupakan pengembangan
dari world wide web di mana content web ditampilkan
tidak hanya dalam format bahasa manusia yang umum (natural
language), tetapi juga dalam format yang dapat dibaca dan
digunakan oleh mesin (baca: software).
Seperti yang kita ketahui, website ditujukan untuk memberikan
informasi kepada manusia. Misalnya saat menginginkan
sebuah buku, Anda dapat menelusurinya pada search engine
atau website tertentu hingga akhirnya mendapatkan buku
tersebut.
Misalkan terdapat pilihan dari berbagai kategori untuk
mendapatkan buku yang dimaksud, mesin sendiri tidak dapat
memutuskan dan melakukannya tanpa arahan dari manusia,
karena informasi tersebut diperuntukkan agar dimengerti hanya
oleh manusia dengan menggunakan natural language.
Kondisi inilah yang ingin diubah oleh semantic web. Semantic
web akan memiliki informasi yang dimengerti oleh mesin, yang
memiliki kecerdasan buatan hingga mampu menemukan dan
mengintegrasikan informasi dengan mudah.
Dengan demikian fungsi web menjadi wadah universal
bagi pertukaran data, informasi, dan pengetahuan, yang dapat
menghasilkan kecerdasan buatan yang dapat mengerti keinginan
Anda, di mana semantic web dapat diinstruksikan untuk
mengambil informasi sesuai kriteria tertentu.
Beberapa format dan spesifi kasi yang dikenal oleh mesin
dalam semantic web antara lain adalah RDF (Resource Description
Framework) dan OWL (Web Ontology Language).
RDF
Di balik teknologi Web 3.0, salah satu tulang punggungnya
adalah format dan spesifi kasi yang memungkinkan komunikasi
dan interaksi pada level mesin, W3C (World Wide Web Consortium)
mendefi nisikan format metadata yang dikenal dengan
RDF (Resource Description Format).
RDF terdiri dari tiga komposisi, meliputi subject, predicate,
dan object. Predicate merupakan komposisi yang menerangkan
sudut pandang dari subject yang dijelaskan object, sementara
subject dan object merupakan entitas.
Object di dalam RDF dapat menjadi subject yang diterangkan
oleh object yang lainnya. Dengan inilah object dapat berupa
masukan yang dapat diterangkan secara jelas dan detail, sesuai
dengan keinginan pengguna yang memberikan masukan.
Contoh cara kerja RDF dapat diterangkan dengan satu contoh
sederhana berikut, untuk mendefi nisikan “daun memiliki warna
hijau”, maka “daun” direpresentasikan sebagai subject, “hijau”
merupakan object, dan “memiliki warna” adalah predicate.
Dengan menggunakan RDF, website dapat menyimpan dan
melakukan pertukaran informasi antar-web.
RDF telah digunakan pada aplikasi-aplikasi, antara lain:
1. RSS (RDF Site Summary).
RSS memberikan informasi update sebuah website tanpa
pengunjung perlu mengunjungi website tersebut.
2. FOAF (Friend of a Friend).
Didesain untuk mendeskripsikan orang-orang, ketertarikan
dan hubungan mereka.
3. SIOC (Semantically-Interlinked Online Communities).
Menerangkan komunitas online dan menciptakan koneksi
antara diskusi berbasis Internet seperti message board, blog,
maupun mailing list.
OWL
Web Ontology Language atau OWL (bukan WOL) didesain agar
dapat digunakan oleh aplikasi yang memroses informasi, OWL
berbasis XML dan dapat dengan mudah dipertukarkan antara
mesin dengan operating system yang berbeda, dan bahasa
aplikasi yang berbeda.
OWL memiliki tiga sub-language (spesies), yaitu:
1. OWL Lite.
Mendukung pengguna yang memerlukan klasifi kasi hirarki
dan dalam batasan yang sederhana.
2. OWL DL.
Mendukung konstruksi seluruh OWL, tetapi hanya dapat
digunakan pada batasan tertentu.
3. OWL Full.
Diperuntukkan bagi pengguna yang menginginkan maksimum
penggunaan dan kebebasan sintaksis.
Wajah Web 3.0
Konsep Web 3.0 diarahkan sebagai web masa depan, tetapi
masa depan yang bagaimana yang ditawarkan? Hal inilah yang
terkadang masih menjadi perdebatan, tetapi bisa jadi tidak ada
yang salah, karena mungkin sebagian besar pemikiran mengenai
web masa depan tersebut sangat mungkin untuk terlaksana.
Bagaimana wajah Web 3.0 menurut berbagai pengamat? Di
antaranya adalah:
1. Realisasi Semantic Web.
Semantic web cukup dipercaya sebagai wujud dari Web
3.0, dengan kecerdasan buatan, Web 3.0 diharapkan akan
merealisasikan konsep semantic web dan menjadi generasi
selanjutnya dari WWW.
2. Evolusi 3D.
Tidak mengherankan bahwa kemampuan 3D selalu merupakan
cerminan masa depan, evolusi 3D telah terjadi pada
game, animasi, dan lain-lain, walaupun saat ini masih belum
mengubah mayoritas wajah web. Tampilan 3D bisa jadi
memang dihindari oleh sebagian pengakses Internet karena
tampilan dan proses 3D berarti pula pertukaran data yang
lebih besar dan tentu berpengaruh pada kecepatan maupun
biaya yang dikeluarkan. Tentunya, evolusi 3D ini hanya akan
berhasil jika infrastruktur di masa mendatang telah mendukung
pengguna Internet pada umumnya.
3. Web sebagai Database.
Masih sering kita dengar istilah web statik dan web dinamis,
Skema OWL. web statik menunjukkan bahwa website tersebut selalu mem-
berikan informasi yang sama sebagai respon pada setiap
pengunjung yang mengaksesnya.
Sementara web dinamis merupakan kebalikannya, di mana
informasi yang diberikan website tersebut dapat berubah
secara interaktif tergantung pada kondisi dan konteks yang
distimulasikan oleh pengguna.
Pada Web 3.0, diharapkan website merupakan database dan
tentunya semakin interaktif dan dinamis kepada pengunjung,
atau dinamakan dengan Data Web.
Salah satu teknologi yang dikembangkan adalah SPARQL
yang menyediakan bahasa query standard dan Application
Programming Interface (API) untuk menelusuri database RDF
yang terdistribusi pada website.
4. Executable.
Jika kita melihat kembali perjalanan web dimulai dari Web
1.0, maka dapat dikatakan bahwa pengunjung Web 1.0 hanya
memiliki hak sebatas read-only, karena sebagai pengunjung
Anda hanya akan membaca informasi yang ditampilkan Web
1.0. Tidak heran jika kemudian istilah yang sering dipakai
saat mengakses Internet adalah “browsing”, fungsi browser
Internet sebatas untuk melihat informasi dari satu website
ke website lainnya. Pada Web 2.0, sebagai pengunjung
Anda dapat melakukan kontribusi dan memiliki hak untuk
read-write, di mana Anda dapat berperan aktif pada website
tersebut. Istilah “sharing” mulai umum digunakan dalam
konsep Web 2.0. Web 3.0, menambah lagi hak Anda menjadi
executable, mengizinkan Anda memodifi kasi website itu
sendiri.
Dapat disimpulkan untuk mewujudkan Web 3.0, maka
harus didukung oleh kemampuan dan teknologi yang merealisasikan
transformasi dari web yang terpisah secara aplikasi
dan penyimpanan data, menjadi saling berinteraksi sesama
mesin.
Interaksi tidak hanya terjadi antara pengunjung dan website,
tetapi juga di antara website itu sendiri dalam formatnya
sendiri.
Istilah World Wide Web bisa jadi berubah menjadi World
Wide Database untuk menunjukkan database yang terdistribusi
dan dimungkinkan dengan adanya teknologi yang mendukung
semantic web.
Jika Semuanya Menjadi Mudah
Teknologi selalu dikembangkan untuk memanjakan manusia,
tidak terkecuali konsep Web 3.0, apa yang Anda inginkan akan
dapat dimengerti dengan cepat sehingga mengurangi waktu
dan tenaga yang harus Anda keluarkan.
Lalu, apakah teknologi juga akan mengurangi produktivitas
manusia saat semuanya dipermudah dan diambil alih oleh
teknologi?
Tentunya tidak, sebagaimana kita dianugerahi dan memiliki
kekayaan alam yang berlimpah, tidak seharusnya kita menyianyiakannya
dan terlena di atas kekayaan tersebut, melainkan
menggunakan dan mengembangkannya lagi untuk generasi
seterusnya. Semoga demikian pula cara kita dalam menyikapi
teknologi.
_ http://en.wikipedia.org/wiki/Web_3.0

0 komentar:

Posting Komentar