Under The Sky, All Blending for One

WEB 2.0

| Kamis, 19 November 2009
Tambahan digit angka sering dihubungkan dengan dunia teknologi
dan informasi, seperti kita mengenal bahasa Visual Basic 6.0, film Die
Hard 4.0, dan sekarang kita akan mengenal istilah Web 2.0.
ISTILAH WEB 2.0 MULAI DIKENAL pada konferensi O’Reilly
Media Web 2.0 pada tahun 2004, istilah ini diartikan sebagai
versi baru dari World Wide Web (WWW) yang telah dikenal
luas sejak era dot com.
Setelah istilah Web 2.0 mulai popular, maka barulah konsep
website konvensional disebut dengan Web 1.0 untuk mempermudah
perbandingan.
Tetapi, berbeda dengan istilah lain yang menambahkan digit
untuk menunjukkan fi tur atau hal baru yang bersifat teknikal,
istilah Web 2.0 tidak merujuk pada hal-hal teknikal.
Artinya, Web 2.0 tidak menampilkan sebuah teknologi yang
baru secara signifi kan (walau beberapa Web 2.0 menyertakan
teknologi canggih), tetapi pengertian Web 2.0 lebih merujuk
pada sebuah konsep, menyangkut cara development, dan
penggunaannya di Internet.
Contoh-contoh Web 2.0 sebenarnya adalah website-website
situs yang sudah tidak asing lagi bagi Anda yang sering menggunakan
Internet, dan mungkin merupakan situs-situs yang
Anda akses setiap harinya, seperti Wikipedia, e-Bay, Friendster,
dan masih banyak lagi.
Apakah keunikan dari website-website tersebut sehingga
menyandang predikat Web 2.0? Menurut defi nisi oleh Tim
O’Reilly (pendiri dari O’Reilly Media), Web 2.0 adalah sebuah
revolusi bisnis pada industri komputer yang dikarenakan oleh
perpindahan Internet menjadi sebuah platform.
Contoh untuk mempermudah pemahaman konsep Web 2.0
adalah dengan melihat contoh perbandingan antara website
konvensional (Web 1.0) dengan website yang telah termasuk
kedalam Web 2.0.
Pada era booming dot com, sedemikian banyak orang yang
membuat website pribadi sehingga halaman pertamanya ratarata
menuliskan “Welcome to My Personal Homepage”, tidak
lupa menambahkan fasilitas buku tamu dan web counter.
Dengan perubahan kearah konsep Web 2.0, website-website
pribadi itu menjelma menjadi blog. Blog adalah Web 2.0,
sehingga Anda akan terlihat ketinggalan zaman ketika menanyakan
kepada rekan Anda apakah ia memiliki website pribadi,
tetapi akan terlihat lebih modern dan gaul ketika menanyakan
apakah ia memiliki blog.
Hal tersebut adalah sebuah revolusi yang jelas terlihat pada
industri komputer saat ini. Secara teknis mungkin tidak ada hal
yang benar-benar merupakan teknologi baru untuk membuat
blog, tetapi lihatlah bahwa sebuah web yang menyediakan
host service blog, seperti wordpress.com, blogspot.com, dan
lain sebagainya secara strategis telah menjadi sebuah platform
untuk komunitas blogger berkolaborasi.
Contoh-contoh lain transformasi Web 1.0 menjadi Web 2.0
dapat Anda lihat pada Table 1.
The Long Tail
Membahas Web 2.0, tidak lepas dari pembahasan The Long
Tail, istilah yang dipopulerkan oleh Chris Anderson untuk
menjelaskan sebuah model ekonomi terdistribusi. Di dalam bukunya
“The Long Tail: Why The Future of Business Is Selling Less
Of More”, Chris Anderson memberikan contoh The Long Tail
yang diterapkan dengan sukses oleh Amazon atau Netfl ix.
The Long Tail menunjukkan kekuatan distribusi, di mana
market-market yang mikro/kecil dapat menjual dengan total
volume yang lebih tinggi, dibandingkan dengan volume sebuah
market makro/besar.
Market-market kecil yang terdistribusi tersebut dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan kecil dan memberikan konsumen
kepada banyak pilihan.
Kekuatan Long Tail dapat dibentuk oleh konsep Web 2.0, kembali
pada contoh blog, masing-masing blog individual merupakan
titik-titik yang membentuk kurva ekor panjang (Long Tail) yang
memiliki pembaca (market dan konsumen) masing-masing.
Chris Anderson juga menjelaskan Long Tail dengan contoh
website Wikipedia, yang juga merupakan perwujudan dari
konsep Web 2.0.
Sebelum keberadaan Wikipedia, Anda mungkin menganggap
sebuah ensiklopedia sudah seharusnya disusun oleh para pakar
di mana setiap artikel harus melewati prosedur yang ketat.
Wikipedia membalikkan konsep awal tersebut dengan
mengizinkan siapapun melakukan kontribusi dengan menekan
sebuah tombol “Edit This Page” pada website Wikipedia dan
membiarkan Anda atau siapapun menciptakan dan mengedit
artikel di dalamnya.
Hasilnya memang luar biasa, seperti yang Anda lihat hari ini,
bahwa Wikipedia berkembang dengan pesat, walaupun tentu
pada awalnya tidak sedikit yang meragukan validitas dan kualitas
artikel di dalam Wikipedia.
Tetapi ternyata, waktu menunjukkan bahwa Wikipedia memiliki
kemampuan beradaptasi secara organik, yang kembali menunjukkan
kekuatan kolaborasi dari komunitas yang terdistribusi.
Wikipedia merupakan satu contoh sukses Web 2.0 yang memiliki
karakteristik yang berbeda dengan website konvensional.
Pada website konvensional, pengunjung website memperoleh
informasi dari website tersebut tanpa memiliki hak lebih.
Karakteristik Web 2.0 mengizinkan pengunjung website untuk
bersama-sama memiliki dan mengontrol content, sehingga
website Web 2.0 umumnya memiliki aspek jaringan sosial.
Singkatnya dapat dikatakan, jika dulu pengguna website
hanya menjadi pembaca, dengan konsep Web 2.0 pengguna
dapat menjadi pembaca dan penulis.
Level Web 2.0
O’Reilly memberikan contoh produk/perusahaan untuk
menjelaskan hirarki dari Web 2.0 yang dibagi atas empat level
aplikasi, yaitu:
1. Aplikasi Level 3.
Tersedia pada Internet, semakin efektif sejalan dengan
semakin banyaknya pengguna. Contohnya adalah website
yang tentunya sudah tidak asing lagi bagi Anda, yaitu eBay,
Wikipedia, AdSense, dan lain sebagainya.
2. Aplikasi Level 2.
Dapat beroperasi secara offline, tetapi akan diperoleh
beberapa keuntungan jika dioperasikan secara online. Contohnya
adalah photo sharing Flickr.
3. Aplikasi Level 1.
Tersedia secara offl ine, tetapi mengharuskan untuk online
jika ingin mengakses fi tur-fi tur tertentu. Contohnya adalah
iTunes atau Google Docs & Spreadsheet.
4. Aplikasi Level 0.
Dapat bekerja secara online maupun offl ine. Contohnya
adalah MapQuest, Google Maps, ataupun aplikasi non-web
seperti e-mail atau instant-messaging.
Teknologi pada Web 2.0
Dari sisi teknologi, konsep Web 2.0 membawa perubahan pada
elemen-elemen yang digunakan dalam pengembangan website.
Teknik maupun fi tur teknologi yang sering kali menyertai
website Web 2.0, antara lain:
1. Rich Internet Application.
Rich Internet Application atau disingkat RIA merupakan aplikasi
website yang memiliki fi tur dan fungsi seperti aplikasi
desktop. Umumnya RIA dapat berjalan pada web browser
biasa tanpa memerlukan instalasi software tertentu.
Keuntungannya, tentu saja menjadikan website Anda memiliki
user interface yang lebih kaya dan responsif.
Tentunya, RIA tidak hanya digunakan pada Web 2.0, penggunaan
RIA sangat luas dan dapat digunakan untuk pengembangan
website dengan keperluan yang bervariasi.
RIA dapat diimplementasikan dengan menggunakan Ajax,
Silverlight, Flash, dan lain sebagainya.
2. Folksonomy.
Merupakan sebuah metode untuk menciptakan dan mengatur
tag yang menjelaskan dan mengategorikan content. Tag
tersebut umumnya merupakan hyperlink yang akan mengarahkan
Anda pada sekumpulan item yang berhubungan
dengan tag tersebut.
Bentuk tag tidak selalu harus berupa teks, tetapi dapat juga
berupa image. Sekumpulan tag yang saling terkait dengan
persamaan bentuk sering juga disebut dengan tag cloud,
umumnya tag cloud memiliki 30 hingga 150 tag.
3. Mashup.
Merupakan aplikasi web yang melakukan kombinasi data
yang berasal dari lebih dari satu sumber, disajikan dalam
satu content.
Contoh Web 2.0 yang menggunakan mashup adalah Google
Maps, yang menggabungkan data dari Google Maps sendiri
bersama data real estate dari Craigslist (sebuah jaringan
komunitas online). Metode pengambilan data dari sumber
lain dapat menggunakan web feed (RSS atau Atom), web
services, ataupun screen scraping.
4. Software Wiki/Forum.
Software wiki ataupun forum digunakan untuk membantu
pengguna menciptakan contentnya sendiri dan berkolaborasi
satu sama lain. Contohnya kembali pada Wikipedia, di mana
Anda dapat dengan mudah menciptakan dan mengubah
content sebuah artikel.
5. Syndication.
Umumnya syndication menyediakan web feed dari sebuah
website untuk para penggunanya, sehingga pengguna dapat
mengetahui content terbaru tanpa perlu mengunjungi web
tersebut.
Dengan demikian, pengguna dapat mengetahui news terbaru
sebuah website, ataupun pesan terbaru pada sebuah
forum.
Format syndication yang umum digunakan adalah RSS,
ataupun Atom.
Kebutuhan lain dari syndication adalah untuk sebuah komunitas
saling berkolaborasi, misalnya syndication dapat
digunakan pada Wikipedia agar pengguna dapat memonitor
perubahan yang terjadi pada content.

TABLE 1. CONTOH TRANSFORMASI WEB 1.0
MENUJU WEB 2.0
WEB 1.0 WEB 2.0
DoubleClick Google AdSense
Ofoto Flickr
Akamai BitTorrent
Mp3.com Napster
Britannica Online Wikipedia
Page View Cost Per Click
Content Management System Wikis
Directory (Taxonomy) Tagging (Folksonomy)
Stickiness Syndication
_ http://en.wikipedia.org/wiki/Web_2.0

0 komentar:

Posting Komentar